Maaf……Tentang perjodohan Itu Lupakanlah Nak !!

Bunda selalu dukung kamu nak.
Sore itu di ruang tengah terdengar percakapan suamiku dan anak wedoknya ( putri kami yang sulung), entah mengapa tiba – tiba saja suami bisa bicara serius begitu pada putriku, tidak seperti biasanya. Karena yang aku tahu suami selalu penuh guyon dengan ketiga putriku, bahkan kalau aku sedang ada komplain dengan mereka ketiga putriku , selalu suami yang menengahi dengan guyonan pula. Tapi kelihatannya tidak untuk sore itu, Kupasang baik – baik telingaku sambil aku asyik mengetik meneruskan tulisanku ( he..he..he.. padahal aku selalu ngajarin anak – anakku untuk tidak nguping pembicaraan orang lain , eh ini malah aku yang nguping), he..he..he…sorry keadaan lagi darurat.(kataku dalam hati, minta dimakhlumi ).
‘mbak boleh gak ayah tanya, mana atau siapa sih teman spesialmu?’, tanya Ayah memulai pembicaraan dengan serius.
‘maksudnya teman spesial ?, semua temanku yang sering main kesini adalah teman spesial Yah ?,”, jawab putri sulungku tak mengerti arah pembicaraan Ayahnya.
‘ Hemz….begini nduk, terus terang Ayah ingin kamu sudah mulai memikirkan masa depanmu, kamu harus mulai fokus ingat umurmu sudah 20 tahun, harusnya sudah punya komitmen dengan seseorang kan”.
‘hah…… harus?, yang bener donk Yah , aku kan sudah punya prinsip dan sudah kusampaikan pada Ayah dan bunda, bahwa aku gak mau pacaran. Kalau sewaktu – waktu aku sudah ketemu orang yang klik aku inginnya langsung menikah “.
Untuk sesaat obrolan terhenti, sepertinya suami lagi berfikir keras atau mulai belajar mencerna isi kalimat sulungku. Rasanya aku tak sabar dengan keheningan yang sesaat itu, sampai tanpa kusadari akupun ikut menghentikan aktivitas mengetikku dan mulai memasang telinga dengan baik. Kalau ada Adek ( sibungsu) pasti aku sudah dibilang KEPO (aku meringis sendiri malu…).
“tapi mengenal calon dengan lebih dekat itu juga perlu loh nduk , hemz……begini nduk karena Ayah melihat kamu belum punya teman yang spesial makanya Ayah ingin mengenalkan kamu dengan anaknya om Yoyok teman Ayah , dia baru saja selesai pendidikannya di kepolisian . Jo khawatir orange ganteng kok tur dhuwur, masa depane wis jelas, Ayah juga sudah kenal orang tuanya wis jelas bebet, bobot dan bibitnya, atau sama Helmy anak om Arman yang juga sudah lulus kuliahnya dari UGM ‘. Lanjut Ayah tanpa memberi kesempatan si sulung berargurmen
Aku kenal baik dengan keluarga mas Yoyok, dia adalah teman baik suamiku di SMA dulu, aku juga kenal baik dengan mas Arman karena beliu adalah teman kuliah dan teman satu kamar dikost yang sama semasa kuliah. Bahkan kalau boleh dibilang hubungan keluarga kami dengan mas Arman sangat dekat. Setiap hari raya Idhul Fitri kami selalu bergantian saling mengunjungi bahkan ketika anak – anak masih kecil dulu kami sering habiskan waktu liburan dengan piknik bareng, karena kebetulan profesi kami sama yaitu GURU, kalau mas Yoyok keluarga dari Kepolisian, karena hampir semua anak laki- lakinya polisi ( he..he..he.. bukankah kedua anak mas Yoyok laki – laki semua yah)
Untuk sesaat aku dibuat terpana dengan ucapan suami. Yang bener aja, masa sih anak dijodohin . ini kan masalah perasaan , masalah hati masa bisa sih diatur . walaupun kami kenal baik dengan beliau – beliau tapi kalau harus menjodohkan anak – anak kami, Hadew…….pikir – pikir dulu deh. Belum sempat aku nimbrung , aku sudah mendengar putri sulungku menjawab dengan bijaksana permintaan Ayahnya yang tidak biasanya itu.
‘maaf…..Ayah , bukannya aku nolak yah tapi sebenarnya aku masih ingin ngejar impianku, aku masih ingin bisa mandiri dan aku merasa masih banyak yang belum aku lakukan. Tolong beri aku waktu untuk berfikir tapi kalau Cuma berkenalan yah gak apa- apa sih, untuk menjalin tali silahturahmi Ayah dengan om yoyok dan om Arman. Aku dengan kak Helmy kan juga sudah kenal bahkan kami masih suka BBM an ’, jawabnya enteng
Sepertinya suami tidak menyiapkan materi perjodohan dengan baik, karena dengan argumen dari putri sulungku, suami tidak bisa berkutik. Atau malah jangan – jangan dia sudah ada strategi baru untuk menaklukan hati putri sulung kami (pikiranku mulai curiga). Akhirnya pembicaraan tentang perjodohan sore itu tidak berlanjut sampai final. Sulungku pamit mau masuk kamar tanpa bisa Ayahnya mencegah, yang kulihat Ayahnya hanya manggut – manggut saja. ( aku diam – diam gembira melihat suami tak bisa melancarkan serangan balik. Xi..xi..xi.. jahatnya siistri).
Malam itu ketika kulihat suami asyik melihat acara berita di Metro TV aku mendekat. Aku ingin mengulas tentang pembicaraan dengan materi perjodohan versi Ayah pada putrinya yang kelihatannya belum final tadi sore.
‘ waw…. sepertinya ada misi yang belum selesai nih”. Aku mencoba membuka obrolan ringan sambil duduk menjejerinya. Suami menoleh memandangku sekilas yang duduk disampingnya.
‘ iya…..Bareskrim harus mengatur strategi baru untuk bisa menangkap lebih tepatnya sih menjatuhkan Novel Baswedan”, jawab suami sambil matanya kembali menatap layar TV.
“Idih….bagaimana sih Ayah, maksud hati ingin membahas acara perjodohan eh kok malah membicarakan penangkapan dan pelepasan Novel Baswedan” (gerutuku dalam hati. )
“kasihan KPK orang – orang hebatnya satu persatu ditangkap dengan aneka tuduhan, semoga KPK tidak lumpuh karena kerja KPK terus terang telah kelihatan hasilnya ketimbang kerja polisi sendiri yang sangat kelihatan masih tebang pilih dalam menangani kasus, malah kadang – kadang melakukan penangkapan juga sedikit ngawur ”. Ayah masih mencoba menerangkan situasi panas yang sedang terjafi di negeri tercinta ini.
‘ tenang Ayah…., KPK tak akan lumpuh kok, dan Indonesia tak akan terpuruk semua akan baik – baik saja, hanya memang kadang – kadang ulah wartawan saja yang bahasanya lebay dalam menyajikan berita, biasa agar pembaca atau penonton tertarik untuk mengikuti tulisannya”, jawabku diplomatis ( he..he..he… sepertinya mewakili suara hatiku, penulis memang bertugas menggiring pembaca untuk dapat menikmati tulisannya).
“ yakin sekali bun’. Jawab Ayah pendek
Aku menghela nafas panjang sebelum akhirnya kujawab pernyataan suami “ ya….. sangat yakinlah seyakin – yakinnya mala, KPK kan didukung hampir seluruh rakyat Indonesia kecuali para koruptor tentunya, bukankah “power of the people is very great”, ah sudahlah mas (panggilan kesayanganku untuk suami) gak usah bahas negara, aku cuma mau tanya ada misi apa kok intrograsi anak gadismu sampai segitunya?”. Tanyaku memutus langsung
Suami mengernyit kaget “sepertinya bunda tadi sedang ngetik di kamar kok dengar. nguping yah, atau sisulung sudah cerita?’, tanyanya kemudian heran.
‘yah anak – anak kan selalu terbuka sama bundanya, semua tidak ada yang disembunyikan, daripada dia cerita ke orang lain lebih baik kan cerita ke bundanya”, jawabku santai menahan senyum. ( he..he.. he.. padahal kan aku tadi nguping).
‘yah sudahlah…..beginiloh bun, aku Cuma heran saja sama putri sulung kita masa umur sudah 20 tahun kok masih betah menjomblo, penginku sih anak – anakku nanti paling lambat umur 24 tahun sudah berkeluarga, aku kira umur segitu sudah sangat pantas dan cukup dewasa”.
‘nah itu Ayah tahu, berarti umtuk anak sulung kita kan masih ada tenggang waktu 4 tahun, lalu kenapa Ayah jadi panik gitu main jodohin segala ?’, aku masih berusaha bersikap santai
‘bukan begitu bun, kemarin waktu reunian SMA aku ketemu sahabatku Yoyok, kamu kenal kan. Dia curhat untuk anak nomer duanya ini akan dicarikan jodoh, karena kemarin dia merasa kecolongan karena membiarkan anak pertamanya menikah dengan pilihannya sendiri, yang ternyata anak menantunya itu tidak berbakti sama sekali, bahkan parahnya suka mengadu domba antara dia dan anaknya. Makanya dia lalu ngajak aku untuk besanan. Bagaimana menurut bunda ?’. suamiku memandangi aku dengan penuh harapan agar akupun mengiyakan keinginannya dan keinginan sahabatnya.
Aku terdiam sesaat mencoba mencari kata yang pas, yang tidak menyakiti suami dan tidak menyinggung perasaan dan maksud baik mas Yoyok sahabat suami.
‘bagaimana bun ?, kok diam…, apa kita jodohkan anak kita dengan anak Arman, toh mereka sudah saling kenal dari kecil, dan pendidikan agama mereka juga bagus, Helmy saja dulu dari SD sampai SMP di pondok Gontor. Pasti kita tidak akan salah memilih menantu, dan persahabatan kita dengan Yoyok atau Arman makin sempurna kan”, suami mulai ngomporin aku lagi ketika aku terdiam cukup lama karena belum menemukan deretan kata yang tepat untuk menenangkan suami.
‘mas aku tanya , kenapa sih sepertinya kok ngebet banget pengin cari mantu, apa pengin cepet gendong cucu?’. Akhirnya Cuma kalimat itu yang keluar dari bibirku setelah aku belum juga bisa menemukan kalimat yang pas seperti yang kuinginkan
‘begini loh bun, terus terang aku kepikiran dengan cerita Yoyok tentang mantunya itu loh. Aku tidak mau salah milih mantu juga, makanya aku akan seleksi pacar anak kita kalau perlu malah kita yang carikan suami buat mereka, kita bisa lihat pertama dari orang tuanya, pendidikannya, pergaulannya dan masa depannya. Karena kita telah mempersiapkan anak – anak kita dengan baik jangan sampai pasangannya nanti tidak baik. Mereka paling tidak harus bisa menjaga perasaan pasangannya, orang tua dan keluarganya dan mereka bisa kita titipi anak kita nanti, gimana bun ? setuju kan”. Panjang lebar suami menerangkan kekhawatirannya.
Aku termangu – mangu mendengar uraian seorang Ayah yang begitu sayang (protect) pada anak gadisnya. Aku cukup dibuat terharu, tapi selanjutnya pikiran sehatku mulai bekerja.
“suamiku yang baik, terimakasih yah atas kasih sayang yang kau berikan pada keluarga kita, aku sebagai istri dan anak – anakmu pasti bangga denganmu. Tetapi lebih dari itu aku ingin memberikan pandangan juga untuk masa depan putri kita. Sungguh ….aku sedikit merasa keberatan bila kita harus terlalu ikut campur dalam urusan perjodohan ini. Aku ingin kita tidak intervensi mereka, kita cukup hanya memberi nasehat, memberi pandangan dan contoh yang baik tentang sebuah “keluarga”, kita juga bekali ilmu agama yang cukup agar mereka tahu tugas dan kewajiban seorang istri. Untuk urusan JODOH biarlah mereka sedikit diberi keleluasaan untuk bisa memilah dan memilih “. Aku akhirnya bisa menemukan kalimat yang tepat untuk berargumen
‘tenanglah mas, beberapa hari yang lalu aku sudah sempat ngobrol dengan putri sulung kita tentang calon suami yang baik untuknya, dan ternyata anak kita sudah cukup cerdas dan dewasa dalam menyikapi urusan hati. Dia ingin punya pasangan yang tidak hanya cakep dipermukaan tetapi lebih dari itu, yang utama adalah dia harus punya Value baik tentang kehidupan ataupun keagamaan. Dan untuk mas Yoyok yang ingin besanan dengan kita aku rasa usul putri kita cukup baiklah berkenalan dulu saja urusan nanti berjodoh atau tidak yang punya jawaban pasti hanya Tuhan, dan aku ingin perbincangan tentang perjodohan cukupilah sampai disini saja, jangan ganggu konsentrasi anakmu untuk selesaikan studynya, apalagi dia lagi punya proyek buat buku jadi mulai hari ini kita sepakat untuk selalu suport aktivitas positifnya”. Kataku berusaha menenangkan suami.
“lagipula aku juga sudah sampaikan kok persyaratan untuk bisa jadi calon mantuku pada ketiga putri cantikku dan mereka semua setuju”, aku masih berusaha menenangkannya
‘apa syaratnya, jangan banyak – banyak manusia tidak ada yang sempurna”, suami mulai terpancing dan mulai tenang
‘gak banyak syaratnya Cuma satu yaitu harus KAYA’. Jawabku enteng
‘hah…..gak salah ucap, kok bunda jadi matre sih”. Jawab suamiku dengan kekagetan tingkat tinggi. Aku menahan senyum dalam hatiku bersorak “kena lu”
‘ begini lo mas maksudku calon menantuku nanti harus Kaya agama (hati), kaya ilmu kalau perlu juga kaya harta (yang nomer 3 gak wajib sih). Kalau dia kaya agama parti akan dapat memanfaatkan ilmunya dan hartanya dijalan Allah. Kalau dia kaya ilmu dia akan menjadi pribadi yang bertanggung jawab, dengan ilmunya dia bisa mencari harta yang halal untuk kelangsungan hidupnya dan keluarganya kelak. Bayangkan kalau dia kaya harta tapi tak berilmu apalagi beragama , maka hartanya akan habis tak berguna karena tidak punya ilmu untuk menyimpan apalagi mengembangkannya, dia tak bisa memanfaatkan hartanya dengan benar bisa – bisa malah dia hidupnya akan terjerumus. Tetapi kalau dia kaya ilmu dan agama (walau tak kaya harta) dia pasti masih banyak bisa berbuat untuk berkarir dengan bagus dengan jujur dan cara yang halal itu maksudku mas”, kataku mesra sambil memberikan senyum termanisku.
‘wah bunda memang keren, baiklah bun marilah kita lupakan tentang perjodohan itu, kita suport anak – anak kita dengan aktivitas positifnya, dengan impiannya dan cita – citanya.
Akhirnya malam itu kami tutup obrolan kami dengan kesepakatan yang manis. Dan untuk ketiga putriku teruama untu sulungku , kamu tenang – tenang saja sayang, ayah dan bunda tak akan menjodohkanmu, lanjutkan keinginanmu yang ingin mengisi masa mudamu dengan prestasi dan kegiatan positifmu’. Aku tersenyum dalam tidur malamku. Akhirnya satu lagi kami bisa memberi contoh yang baik pada anak – anakku bagaimana berkomunikasi yang sehat dengan pasangan, tanpa harus merendahkan atau meninggikan.
Medio awal mei 2015
Catatan niniingsuratiniingsih

Masih Tentang Kurikulum 2013 (KURTILAS ) dan SOP (Standar Operasional Pelayanan PAUD)

Masih Tentang Kurikulum 2013 (KURTILAS ) dan SOP (Standar Operasional Pelayanan PAUD)
Program pengembangan PAUD terdiri dari:
1. Pengembangan nilai agama dan moral mencakup perwujudan suasana belajar untuk tumbuh-kembangnya perilaku baik pada peserta didik yang bersumber dari nilai agama dan moral dalam konteks bermain.
2. Pengembangan motorik mencakup perwujudan suasana untuk tumbuh-kembangnya kematangan kinestetik dalam konteks bermain.
3. Pengembangan kognitif mencakup perwujudan suasana untuk tumbuh-kembangnya kematangan proses berfikir dalam konteks bermain.
4. Pengembangan bahasa mencakup perwujudan suasana untuk tumbuh-kembangnya kematangan bahasa dalam konteks bermain.
5. Pengembangan sosial-emosional mencakup perwujudan suasana untuk tumbuh-kembangnya kematangan sosial dan emosi peserta didik dalam konteks bermain.
6. Pengembangan seni mencakup perwujudan suasana untuk tumbuh-kembangnya apresiasi seni dalam konteks bermain.
Indikator Perkembangan
1. Indikator perkembangan adalah kemampuan yang diharapkan dan dicapai oleh anak pada usia tertentu.
2. Indikator perkembangan merupakan penanda perkembangan yang lebih spesifik yang terukur pada satu program pengembangan untuk memantau/menilai perkembangan anak.
3. Indikator perkembangan juga merupakan gambaran minimal mengenai ciri-ciri peserta didik yang dianggap telah mencapai kemampuan dasar pada tingkatan usia tertentu.
4. Indikator perkembangan merupakan kontinum perkembangan usia lahir-6 tahun.
5. Indikator perkembangan tidak dibuat untuk menjadi kegiatan pembelajaran, tetapi menjadi panduan yang digunakan pendidik dan/atau pengasuh dalam melakukan stimulasi dan observasi.
6. Indikator perkembangan dirumuskan berdasarkan Kompetensi Dasar (KD).
7. Kompetensi Dasar (KD) dirumuskan berdasarkan Kompetensi Inti (KI) yang mempunyai 4 ranah, yaitu Sikap Spiritual, Sikap Sosial, Pengetahuan, dan Keterampilan.
Fungsi Indikator
1. Indikator perkembangan menjadi acuan untuk memantau/menilai perkembangan anak sesuai dengan tahapan usianya
2. Indikator perkembangan tidak dibuat untuk menjadi kegiatan pembelajaran, tetapi menjadi panduan yang digunakan pendidik dan/atau pengasuh dalam melakukan stimulasi dan observasi kemajuan perkembangan peserta didik.
3. Indikator juga dapat:
– Memberi inspirasi dalam mengembangkan materi pembelajaran
– Memberi inspirasi dalam mendesain kegiatan pembelajaran
– Memberi inspirasi dalam mengembangkan bahan ajar

PROGRAM SEMESTER
• Perencanaan program semester berisi daftar tema dan sub tema dalam satu semester , serta Kompetensi Dasar yang dipilih pada tema tersebut, termasuk alokasi waktu setiap tema dengan menyesuaikan hari efektif kalender pendidikan yang bersifat fleksibel.
• Penentuan tema dapat dikembangkan oleh satuan PAUD atau mengacu pada contoh tema yang ada dalam Panduan
Cara Penyusunan Program Semester
• Tema dan sub tema dikembangkan berdasarkan minat anak, potensi satuan PAUD atau dapat diambil dari contoh yang terdapat dalam Panduan.
• KD diambil dari struktur kurikulum yang paling sesuai dengan tema – sub tema yang ditetapkan.
• Alokasi waktu ditetapkan sesuai dengan kedalaman dan keluasan yang ingin dicapai sesuai dengan potensi satuan PAUD
• Alokasi waktu minimal untuk satu semester adalah 17 minggu
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MINGGUAN (RPPM)
• Perencanaan program mingguan merupakan rencana kegiatan yang disusun untuk pembelajaran selama satu minggu.
• Diturunkan dari program semester
• Berisi sub tema, muatan/ materi pembelajaran dan rencana kegiatan
• Muatan/materi pembelajaran dikembangkan dari KD dan dihubungkan dengan tema/sub tema yang dipilih.
• Merencanakan kegiatan adalah memilih kegiatan yang mampu mewujudkan seluruh muatan /materi pembelajaran yang telah dipilih.
• Kegiatan yang bersifat rutinitas dimasukan kedalam SOP, kecuali ada materi baru.
RPPH berisi :
 Nama lembaga, semester/minggu ke, hari/tanggal, kelompok usia
 Tema / Sub Tema
 Materi/Muatan Pembelajaran
 Kegiatan Pembelajaran yang mengandung pembuka, inti dan penutup
 Kegiatan main minimal empat variasi kegiatan
 Alat dan Bahan
 Rencana evaluasi
CARA MEMBUAT RPPH
 Pilih beberapa kegiatan yang ada di RPPM
 Sesuaikan dengan pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh lembaga
 Kegiatan harian berisi pembuka, inti dan penutup
 Penyusunan kegiatan harian disesuaikan dengan kondisi dan potensi yang dimiliki satuan pendidikan
 Kegiatan harian dibuat oleh guru/pendidik baik perorangan maupun kelompok.
Catatan:
 Kegiatan yang bersifat rutin dijadikan Standar Operasional Prosedur
 Jika KD atau muatan /materi pembelajaran belum di dapatkan anak pada tema yang dirancang maka KD tersebut dapat terus dikembangkan pada tema yang lain dengan bentuk kegiatan yang berbeda.

PENILAIAN dan PELAPORAN TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI
Penilaian adalah PROSES mengumpulkan dan menafsirkan berbagai informasi secara sistematis, terukur, berkelanjutan, menyeluruh tentang tumbuh kembang yang telah dicapai peserta didik selama kurun waktu tertentu. Penilaian dilakukan oleh pendidik dengan menggunakan Pendekatan Otenti (Authentic Assessment)
Tahap 1 : OBSEVASI adalah cara pengumpulan data/informasi melalui pengamatan langsung terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan anak
Tahap 2 : Pencatatan (anecdot, hasil karya anak, catatan harian
Hal – hal Yang perlu dicatat :
1) Kegiatan
2) Kata
3) Bahasa tubuh & ekspresi wajah
4) Hasil karya
Tahap 3 : pengolahan hasil belajar
.1. semua hasil pengolahan digabungkan dalam format checklist harian
2. setiap hasil pencatatan dianalisis dengan menggunakan alat ukur KD

Tahap 4 : pengarsipan
1. Proses pengarsipan dilakukan dengan membuat Portofolio
2. Portofolio adalah kumpulan berbagai hasil kegiatan secara berkesinambungan serta catatan pendidik tentang berbagai aspek pertumbuhan dan perkembangan anak dalam kurun waktu tertentu.

STANDAR OPERASIONAL PELAYANAN (SOP) LEMBAGA PAUD
1. SOP Umum
Sebelum pendidik melaksanakan pembelajaran, diharapkan pendidik memahami tahapan-tahapan pelaksanaan sebagai berikut :
1. Pastikan bahwa lingkungan belajar di dalam (indoor) dan di luar (outdoor) bersih, aman, nyaman, dan menyenangkan.
2. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan melalui bermain. Kegiatan bermain yang dipilih adalah kegiatan bermain yang mampu menstimulasi dan mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak. Pilihlah kegiatan main yang kaya akan stimulasi terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
3. Alat dan bahan main yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan, karakteristik, tahapan perkembangan, dan lingkungan anak.
4. Alat dan bahan main disiapkan sebaik mungkin sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan, baik untuk aktivitas individu, kelompok kecil, kelompok sedang, maupun kelompok besar.
5. Alat dan bahan main serta buku ditata pada tempat yang mudah dijangkau oleh anak.
6. Semua proses dan karya anak dikumpulkan sebagai bahan penilaian (asesmen) ketercapaian pertumbuhan dan perkembangan anak. Hasil karya anak dapat dipajang sesuai dengan keperluan.
7. Untuk berjalannya seluruh kegiatan di atas, dapat disusun aturan atau tata tertib yang penyusunannya berdasarkan kesepakatan pendidik dan pengelola untuk mengatur keberlangsungan kegiatan pembelajaran dengan efektif.

CONTOH SOP PENATAAN LINGKUNGAN :
1. Pendidik menyiapkan alat main yang akan digunakan anak maksimal 30 menit sebelum anak datang.
2. Pastikan bahwa lingkungan belajar di dalam (indoor) dan di luar (outdoor) bersih, aman, nyaman, dan menyenangkan.
3. Penataan alat main harus berdasarkan RPPH yang sudah dibuat.
4. Alat bermain yang ditata harus mewakili 3 jenis main yaitu main sensorimotor, main peran, dan main pembangunan, untuk memberikan pengalaman bermain yang beragam.
5. Alat main ditata di area yang aman. Jika bermain yang menggunakan air, pastikan bahwa lantai tidak licin, sehingga tidak menjadikan mudah terpeleset.
6. Penataan alat main mendukung perkembangan bahasa, kognitif, sosial-emosional anak.
7. Alat main yang ditata dapat digunakan dengan berbagai cara sehingga menumbuhkan kreativitas anak.
8. Alat main yang disiapkan dipastikan dalam kondisi baik, lengkap setnya, tidak retak.
9. Alat dan bahan main serta buku ditata pada tempat yang mudah dijangkau oleh anak.
10. Disiapkan tempat untuk membereskan mainan sesuai dengan kategorinya.

CONTOH SOP KEGIATAN MAKAN :
1. Kegiatan makan dilakukan secara berkelompok. Setiap kelompok didampingi guru
2. Siapkan alat makan sesuai dengan jumlah kursi yang tersedia untuk membangun pemahaman matematika dan kepedulian sosial.
3. Pastikan semua anak sudah mencuci tangannya, sebelum mereka duduk di kursi makan.
4. Pastikan semua anak sudah duduk di tempatnya, saat guru mengenalkan menu makan dan kandungan gizi yang dibutuhkan tubuh.
5. Apabila anak membawa makanan dari rumah, ceklah apakah makanan tersebut cukup memenuhi unsur kecukupan gizi.
6. Pastikan semua anak memiliki bekal, jika ada anak yang tidak membawanya berikan contoh untuk berbagi.
7. Ajak anak bersyukur bahwa ada makanan yang dapat dimakan. Awali dengan berdoa yang dipimpin oleh anak secara bergantian setiap harinya.
8. Makan dengan tertib, tidak berceceran, dan tidak menyisakan makanan terbuang.
9. Kenalkan pada anak sopan santun saat makan.
10. Jika selesai ajak kembali anak berdoa, dan mengucapkan syukur.
11. Ajak anak untuk menyimpan kembali alat makan ke tempat semula. Jika memungkinkan biarkan anak mencucinya.
12. Ajak anak-anak untuk membersihkan kembali tempat yang sudah digunakan agar tidak ada sisa makanan yang tercecer.
13. Bila anak sudah selesai merapikan kembali, ajaklah anak untuk mengikuti kegiatan transisi

CONTOH SOP PEMBUKAAN:
Prosedur
1. Awali dengan kegiatan berdoa dan bernyanyi.
2. Pendidik memberikan kesempatan kepada anak untuk menceritakan pengalaman dan mendiskusikannya.
3. Pendidik bersama anak melakukan percakapan untuk mengecek kehadiran sambil membiasakan anak untuk memperhatikan dan menyebutkan temannya yang tidak masuk.
4. Biasakan selalu berbicara dengan lembut (soft speaking communication).
5. Biasakan mengawali kegiatan dengan membacakan buku atau bacaan lain sesuai dengan tema (selalu menyebutkan judul buku dan nama pengarangnya).
6. Sebelum masuk ke kegiatan hari ini, tanyakan kembali kegiatan yang dilakukan kemarin.
7. Selalu mendiskusikan tema, lingkup materi, kegiatan yang akan dilakukan, serta kosakata terkait di awal kegiatan.
8. Mendiskusikan aturan bermain.
9. Memberikan kesempatan kepada anak untuk memilih mainan.

CONTOH SOP PENYAMBUTAN ANAK:
1. Saat anak memasuki lingkungan sekolah, pendidik mempersiapkan diri menyambut anak.
2. Pendidik memposisikan tubuh sejajar dengan ketinggian anak dan mengupayakan kontak mata, mengucap salam, menyapa nama anak, menanyakan kabar anak dengan ramah serta diupayakan menggunakan bahasa/ kebiasaan keluarga masing-masing.

3. Mengekspresikan kasih sayang, mis: pelukan, usapan tangan, diberikan bila anak merasa nyaman. Pendidik menghormati pendapat anak bila anak tidak merasa nyaman.
4. Pendidik mempersilahkan anak untuk menyimpan barang pribadi di tempatnya secara mandiri.
5. Pendidik melakukan cek kondisi fisik dan kesehatan anak secara sederhana sambil mengajak bercakap-cakap membicarakan hal-hal ringan pagi ini (misalnya: suhu badan, ada tidaknya luka, mata, kuku).
6. Pendidik membuat catatan dan mengambil tindakan yang diperlukan bila menemukan kondisi fisik dan kesehatan anak yang perlu penanganan.